Header Ads

Header ADS

BREAKING NEWS :
Loading...

Kematian

 


Rintik hujan masih menemani mereka di kala lepas malam. Duduk bersila di atas karpet lawas yang sudah tampak kusam.

Sesekali, matanya menatap ke arah depan. Kertas berwarna kuning masih menempel pada potongan bambu yang diikat seadanya di ujung jalan.

"Satu, satu... Mereka meninggalkanku." 

"Orang-orang yang kukenal. Dekat. Bahkan sangat dekat."

"Kematian kian mendekat."


Malam terasa kian sepi. Hembusan angin yang dingin membuat mulutnya serasa tercekat. Kata-katanya terhenti. Tarikan nafas berusaha dipanjangkan. 


"Apa yang jenengan takutkan, Pak Tua?" tanya lelaki muda yang masih setia menemani.

"Ketakutan hanya membuat jenengan kian ringkih..."


Wajahnya menoleh.

"Apa? Tidak, anak muda...." balasnya dengan suara yang meninggi. Sambil menggelengkan kepala.


Lelaki muda itu hanya bisa bergumam.

"Hmm...."


"Kita hanya menunggu giliran," tambah Pak Tua.

"Kita pasti akan menyusul mereka." 

"Kepastian itu masanya kan datang. Hanya soal waktu."

"Entah kapan. Dengan cara apa. Nyawa kan lepas meninggalkan raga."

"Tidak. Aku tidak takut mati."


"Benarkah, Pak Tua?"


"Kuulangi. Untuk kesekian kali. Aku tidak takut mati. Dan... aku tidak akan pernah takut mati!"


"Ah, masa...."

"Tidak takut, kok terus kelihatan bersedih."

"Bila kematian itu suatu keniscayaan, kenapa harus ada ketakutan?"


"Hei....catat ya! Sekali lagi tolong catat, anak muda! Aku tidak takut. Dan, aku tidak akan pernah takut dengan kematian!"


"Lagaknya, Pak Tua....."

"Masih seperti waktu muda.... Itu dulu...."

"Lah, waktu itu yang jenengan lawan cuma para berandal, anak-anak nakal."

"Ada seribu pilihan buat jenengan untuk bisa menaklukan."

"Kematian itu melawan malakul maut! Izrail, sang pencabut nyawa!"

"Nyaris tanpa pilihan. Kecuali, jenengan hanya bisa bersikap pasrah."


"Kematian bukanlah sesuatu yang harus ditakutkan, anak muda..."

"Aku sudah lama bersahabat dengan kematian."

"Aku telah mengenal sang malakul maut itu..."

"Sudah cukup lama..."

"Aku berharap bisa menjadi teman baiknya kelak..."


"Oalah.... tambah mengigau jenengan, Pak Tua..."


"Kematian itu bukan igauan, anak muda..."

"Kematian adalah kepastian..."


"Makin aneh..."


"Mengapa kita tidak berusaha kenal dan berkawan baik dengan sesuatu yang sudah pasti?"

"Jadikan hari-harimu sebagai hari-hari persahabatan..."

"Kematian kan setia menuntunmu pada setiap perjalanan..."

"Memberimu nasehat.... juga mengingatkan."


"Hingga di suatu ketika..."

"Masa itu telah tiba...."

"Ia kan mengabarimu dengan hangat..."


"Sambutlah ia.... sang malakul maut dengan senyum."

"Bukalah kedua tanganmu dengan lapang kala menantikannya."

"Pergilah dengan tenang....."

"Menuju kampung kedamaian...."


"Hebat....! Sekarang sudah pintar memberi banyak nasehat!"


"Aku menasehati diriku sendiri..."

"Kematian adalah nasehat terbaik buat kehidupan."


Malam berbisik. Tunaikan tugasnya mengantarkan pagi.***



2 komentar:

  1. "Kematian adalah nasehat terbaik buat kehidupan."

    Kalimat di atas yang saya kutip merupakan suatu pengingat kita di dalam dunia ini akan adanya kematian yang selalu mendekati kita langkah perlahan pasti dengan kepastian yang mutlak yang akan terjadi pada waktunya.

    Terima kasih atas cerpen yang sangat mendidik akan pentingnya arti kehidupan dalam menghargai masa hidup dengan mengingat kematian.


    Muhammad Khoidir Padlan Ismaya (20)
    X MIPA 4

    BalasHapus
  2. Ahla Hasnatul Maulah13 Desember 2021 pukul 11.57

    "KEMATIAN" siapa yang tidak pernah mendengar akan kata itu? sepertinya sudah tidak asing lagi. Ya, kita sebagai manusia, tidak akan ada yang hidup abadi, kecuali tuhan. Semua akan menemui ajal kematian ny kapan saja, entah itu besok, entah itu hari ini, entah itu seberapa hari/minggu/tahun lagi, atau bahkan berapa detik/menit/jam ke depan. Kita juga ga akan tau, bagaimana kondisi kita saat kita akan mati, bisa jadi kecelakaan, atau ada yang sedang beribadah, ataupun yang lain itu kita juga gatau. Kematian juga menjemput kita bukan hanya tergantung umur karena kita sudah tua, remaja atau anak kecil sekalipun yang baru lahir. Tetapi kematian menjemput tatkala takdir yang sudah tuhan atur untuk kita.

    Oleh karena itu, kita yang masi d berikan umur, masi bisa bernafas, masi sehat, untuk senantiasa bersyukur atas apa yg kita terima, karena yakin lah takdir tuhan itu lebih indah dari apa yang sudah kita rencanakan. Untuk itu juga, jangan lupa untuk selalu berbuat baik, kerjakan hal-hal yang bisa bermanfaat untuk kita semua, khusunya untuk dirimu sendiri.

    Untuk kalimat "Kematian adalah nasehat terbaik untuk kehidupan" saya sangat terinspirasi untuk bisa terus melatih diri menjadi lebih baik lagi, dan menghargai setiap waktu di kehidupan dengan mengingat kematian.
    Sekali lagi, terimakasih.

    Ahla Hasnatul Maulah
    X IPS 1'24

    BalasHapus

Kami menghargai komentar yang relevan dengan konten tulisan, menggunakan bahasa yang baik dan sopan, dan tidak mengandung unsur kebencian berdasarkan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan).

Diberdayakan oleh Blogger.