Header Ads

Header ADS

BREAKING NEWS :
Loading...

Tuhan pun Membuka Dialog, dan Malaikat Sportif

Hari ini, ada tugas “kejar tayang” membuat 3 makalah sekaligus yang telah tertunda untuk tugas kuliah. Terpaksa, saya harus kembali rajin bolak-balik buku referensi, termasuk membaca buku lama,  yang telah berusia lebih dari dua  puluhan tahun yang lalu.  Ternyata ada hal menarik yang saya dapat, yang waktu dulu menjadi salah satu kisah favorit saya dalam serangkaian kisah-kisah dalam al-Qur’an.

Kisah itu adalah kisah mengenai rencana Allah untuk menjadikan Adam sebagai Khalifah, yang kemudian sempat “diprotes” oleh malaikat. Berikut ini rangkaian kisah tersebut yang diambil dari 5 ayat dalam al Qur’an, Q.S. 2 : 30-34.
SATU : Malaikat melakukan “protes” saat Allah hendak menjadikan Adam sebagai Khalifah (wakil Allah di bumi atau pemimpin atas mahluk lainnya) dengan alasan kekhawatiran akan melakukan (1) kerusakan dan (2) pertumpahan darah, sementara malaikat menganggap dirinya senantiasa selalu (1) bertasbih, memuji dan mensucikan Allah. Kata Allah : Aku mengetaui tahu apa yang tidak kamu ketahui.
Ayat 30 :  Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui."
DUA : Namun demikian, ternyata Allah masih membuka “ruang dialog” dan  memberikan kesempatan kepada malaikat untuk membuktikan dirinya memang lebih layak untuk menjadi Khalifah bila dibandingkan dengan Adam. Kata Allah : Sebutkan nama-nama benda, jika kamu memang benar pendapatnya.
Ayat 31 :  Dan dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, Kemudian mengemukakannya kepada para malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"
TIGA : Apakah malaikat mampu menjelaskan nama-nama benda sebagaimana yang dimaksud oleh Tuhan-nya ? Ternyata, malaikat tidak mampu atau menyerah kalah. Katanya : Tidak ada yang kami ketahui, kecuali apa-apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami”.
Ayat 32 :  Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang Telah Engkau ajarkan kepada Kami; Sesungguhnya Engkaulah yang Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana[35]."
EMPAT : Setelah Malaikat menyerah kalah, lalu Allah meminta Adam untuk menjelaskan nama-nama benda yang dimaksud. Ternyata, Adam bisa menjelaskannya. Kenapa ? Karena Allah telah mengajarkan ilmu itu kepadanya. Lalu, Allah berkata kepada Malaikat : bukankah sudah Aku katakan bahwa Aku Maha mengetahui atas segala sesuatu.
Ayat 33 :  Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini." Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa Sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"
LIMA : Selanjutnya, Allah memerintahkan malaikat untuk sujud (sikap menghormat) kepada Adam sebagai pemenang. Secara sportif Malaikat mengakui kekalahannya dari Adam, maka Malaikat pun bersedia memberikan penghormatan kepada Adam. Kecuali, Iblis (sang pembangkang) karena ia enggan dan sombong, sehingga termasuk kelompok kafir.
Ayat 34 :  Dan (Ingatlah) ketika kami berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah[36] kamu kepada Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir.

Ada beberapa hal yang dapat dipetik dari kisah dalam penggalan ayat Al-Quran di atas. Antara lain adalah sebagai berikut :
1. Allah saja yang Maha Kuasa pencipta segala mahluk di alam semesta, toh, masih mau berdialog dan bersedia memberi kesempatan kepada mahluknya (Malaikat) saat mereka mengajukan keberatan atau berpendapat lain tentang rencana pengangkatan Adam sebagai Khalifah di bumi. Adakah mahluk yang merasa lebih berkuasa dan lebih hebat dari Allah sehingga berhak untuk tidak pernah mau berdialog dan memberi kesempatan (toleransi) atas mereka yang berbeda pendapat ?
2. Sebuah pembelajaran, bahwa jika ada keberatan atau perbedaan perlu dilakukan uji kebenaran secara kualitatif dan keilmuan (dicontohkan dengan menjelaskan nama-nama benda) melalui dialog secara terbuka, agar dapat diketahui mana yang memang benar dan pantas untuk diikuti. Adakah mahluk lain yang merasa dirinya lebih hebat, lebih berkuasa dan lebih benar dari Allah, sehingga tidak perlu ada dialog dan saling uji kebenaran dan kelayakan secara kualitatif dan keilmuan ?
3. Sebuah pembelajaran, bahwa ada sportifitas bagi mereka yang dianggap lebih baik, kemudian memberikan penghormatan kepada pihak yang memang pantas menang, terpilih atau lebih baik. Adakah mahluk lain yang merasa lebih baik dan lebih suci dibandingkan para malaikat, sehingga merasa berhak untuk tidak harus bersikap sportif ?
Semua kebenaran, datang hanya dari Allah. Kemungkinan kesalahan hanya terjadi pada diri penulis. Mohon maaf.
Demikian, terima kasih.

(Oleh Sri Endang Susetiawati)

1 komentar:

  1. Jika seseorang sudah suci,maka tugas setan bukan untuk menggodanya lagi. Melainkan membuat orang tersebut merasa bahwa dirinya yang paling suci
    (Rizal Abdullah 29/XMIPA4)

    BalasHapus

Kami menghargai komentar yang relevan dengan konten tulisan, menggunakan bahasa yang baik dan sopan, dan tidak mengandung unsur kebencian berdasarkan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan).

Diberdayakan oleh Blogger.