Header Ads

Header ADS

BREAKING NEWS :
Loading...

Masalah Pembelajaran Jarak Jauh Di Kala Pandemi Covid 19

 


Nyaris 11 bulan, proses pembelajaran di sekolah dan kampus di Indonesia menggunakan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) sebagai akibat dari panemi Covid 19. Pembelajaran tatap muka di kelas ditiadakan untuk menghindari proses penyebaran atau penularan Covid 19 di kalangan pelajar, mahasiswa dan tenaga pendidikan lainnya. 

Banyak temuan di lapangan membuktikan bahwa bagaimanapun sistem PJJ sama sekali tidak dapat menggantikan sistem belajar dengan tatap muka langsung di kelas. Banyak kekurangan yang dirasakan, baik oleh guru/dosen maupun oleh pelajar/mahasiswa saat mereka terlibat dalam proses pembelajaran dengan cara yang berbeda itu.

Yang pertama adalah kontrol atau disiplin, terutama pelajar dalam mengikuti proses pembelajaran yang seharusnya dilakukan. Sejauhmana siswa mengikuti instruksi pembelajaran dengan kesungguhan agar hasilnya tidak jauh berbeda dengan proses pembelajaran tatap muka.

Dalam hal ini, ada masalah motivasi siswa yang harus terus dipelihara agar tetap terjaga untuk mau belajar dengan sungguh-sungguh. Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam memberi motivasi kepada anaknya agar tetap mau belajar secara sungguh-sungguh, meskipun berada di dalam rumah.

Guru perlu terus memantau sejauhmana motivasi anak dalam mengikuti pembelajaran di rumah ini. Kunjungan ke rumah (home visit) yang dilakukan oleh guru ke rumah siswa, memang menjadi salah satu solusi untuk mengetahui situasi yang terjadi. 

Guru dapat menerima masukan langsung dari siswa, juga orang tuanya mengenai masalah atau kendala apa yang dihadapi oleh mereka saat belajar di rumah. Meski begitu, perlu diimbangi pula dengan membangun komunikasi langsung via saluran kontak handphone dengan pihak orang tua, tanpa harus ketemu langsung di rumah.

Bagimanapun, home visit membuka peluang terjadinya penyebaran Covid 19 yang bisa membahayakan bagi guru, siswa dan orang tua di rumah. Oleh karena itu, maksimalkan sarana komunikasi telepon genggam untuk dapat memantau keadaan belajar siswa di rumah.

Masalah berikutnya terkait koneksi internet, jelas masih menjadi masalah untuk sebagian siswa yang rumahnya berada di area yang sulit memperoleh akses sinyal yang baik. Perlu solusi konkrit untuk mengatasinya. Ada yang menawarkan solusi pengadaan akses wifi bersama di tempat-tempat tertentu, seperti kantor desa/kelurahan atau masjid/mushola.

Masalahnya, ini menjadi ironis, justru mereka berkumpul dengan sesama temannya saat belajar di tempat yang memiliki akses wifi tersebut. Padahal, tujuan PJJ adalah menghindari berkumpulnya anak-anak belajar di ruang kelas sekolah. 

Memang tidak mudah dalam pelaksanaan PJJ. Ini belum termasuk masalah terkait siswa yang kebetulan orang tuanya memiliki keterbatasan keuangan, khususnya untuk pembelian paket data internet. Bersyukur, untuk kasus ini pihak sekolah telah banyak yang memberikan bantuan subsidi pembelian pulsa/paket data, yang sebenarnya merupakan program nasional dari Kementerian Pendidikan Nasional.

Masalah lebih serius sesungguhnya adalah pada sejauhmanakah efektivitas PJJ dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Perlu ada evaluasi serius terhadap masalah ini, agar dapat memberi gambaran yang lebih obyektif tentang apa yang sebenarnya terjadi.

Selanjutnya, perlu terus dipikirkan agar bagaimana mengatasi masalah-masalah yang terus berkembang dan terjadi seiirning makin lamanya pelaksanaan PJJ. Jangan biarkan terjadi ada generasi Corona, di mana mereka mengalami penurunan intensitas belajar yang mengakibatkan pengetahuan, ketrampilan dan pengembangan karakter, serta kepribadian yang mengalami penurunan secara kualitas.

Diperlukan upaya serius dan kerjasama dari berbagai pihak terkait, seperti pemerintah, sekolah, guru, siswa dan orang tua untuk dapat mempertahankan mutu pembelajaran yang tidak terlalu jauh mengalami penurunan mutu bila dibandingkan dengan saat belajar secara tatap muka.***



2 komentar:

  1. Makasih Bu, artikelnya sangat membantu saya. Artikel ini terkait dengan realita kehidupan saya saat ini. Masalah" pembelajaran ketika pandemi kyk gini memang sangat tidak nyaman.

    BalasHapus
  2. Artikelnya menambah pengetahuan saya tentang kelebihan dan kekurangan PJJ di kala pandemi yang sedang kita hadapi saat ini. Terimakasih buuu

    Vanya esvanolla
    X MIPA 2

    BalasHapus

Kami menghargai komentar yang relevan dengan konten tulisan, menggunakan bahasa yang baik dan sopan, dan tidak mengandung unsur kebencian berdasarkan SARA (Suku, Agama, Ras dan Antar Golongan).

Diberdayakan oleh Blogger.